Kala Pendidikan Rumit, Para Pendidik Ikut Sulit
Opini
Sungguh tidak masuk di akal, di satu sisi ingin melahirkan generasi yang berkualitas
namun tidak mau melahirkan pendidik yang berkualitas
________________
Penulis Siti Nurtinda Tasrif
Kontributor Media Kuntum Cahaya dan Aktivis Dakwah Kampus
KUNTUMCAHAYA.com, OPINI - Pendidikan adalah kebutuhan. Pendidikan merupakan kebutuhan primer yang secara umum harus didapatkan oleh seluruh rakyat, terkhusus bagi negara Indonesia.
Pendidikan adalah awal untuk memulai segala hal, termasuk untuk meraih kebangkitan diri melalui pemikiran. Juga dapat membangun masyarakat, bahkan membangun dunia yang lebih baik. Hal ini semua bisa dicapai melalui pendidikan bukan yang lain.
Hal ini akan terjadi pada lembaga yang memiliki para pendidik yang berdedikasi, cekatan, dan berkualitas. Sebuah lembaga yang baik adalah yang menjadikan setiap pendidik dalam lembaganya terpenuhi kebaikan baginya. Terutama dalam masalah administrasi dan honor yang menjadi haknya. Tidak boleh diberikan kesulitan yang berlebihan apalagi honornya ditunda pemberiannya atau tidak sesuai akad penerimaan.
Seorang pendidik harus dihargai dengan baik, tidak boleh sampai ada tindak kezaliman terhadap para pendidik. Apalagi memberikan tugas administrasi yang sangat banyak bahkan sampai tidak fokus dalam mendidik generasi padahal tugas pokoknya adalah untuk mendidik dan membina generasi saja. Tidak perlu membuat pendidik kerepotan dengan masalah administrasi yang akan mengganggu konsentrasi pendidikan dalam mengajar.
Sebagaimana yang penulis kutip dari Republika.co.id (13-01-2025) bahwasanya Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemendiktisaintek) menyebut tidak ada anggaran tunjangan, baik tunjangan kinerja (tukin) maupun tunjangan profesi bagi dosen untuk tahun ini. Pemerintah kini tengah mengupayakan adanya tukin untuk para dosen berstatus Aparatur Sipil Negara (ASN).
"Tukin ASN Dikti ini, sekarang Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Mendiktisaintek) terus koordinasi dengan Kementerian Keuangan untuk implementasinya," kata Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK), Pratikno ditemui di Jakarta.
Pratikno mengatakan hal tersebut kini menjadi salah satu perhatiannya sebab hingga akhir pekan lalu dirinya juga melakukan komunikasi dengan Mendiktisaintek Satryo Soemantri Brodjonegoro. "Saya sudah cek juga sampai dengan weekend kemarin ke Pak Prof Satryo, tim beliau lagi koordinasi dengan Kementerian Keuangan," tambahnya.
Adapun terkait informasi yang mengatakan nihilnya tukin bagi para dosen ASN pada 2025, Pratikno menekankan hal tersebut akan menjadi pembahasan. "Justru itu, makanya kita bahas, karena kan itu kaitannya nanti juga dengan anggaran," tuturnya.
Beginilah potret pendidikan saat ini, di mana para pengajar terancam kehidupannya. Namun, terus dituntut untuk menghasilkan orang-orang yang berkualitas. Sungguh tidak masuk di akal, di satu sisi ingin melahirkan generasi yang berkualitas, tapi tidak mau melahirkan pendidik yang berkualitas. Apa bisa seperti itu? Tentu tidak. Pasalnya jika ingin menjamin kehidupan generasi sebelum itu jamin dulu kehidupan para pendidikannya.
Abainya Negara
Inilah potret pendidikan saat ini, semuanya akibat dari abainya negara dalam mengurus pendidikan. Bahkan negara membiarkan lembaga pendidikan mengurus dirinya sendiri. Tanpa adanya kontrol atau pengawasan darinya padahal negaralah yang memiliki peran yang sangat penting bagi kehidupan pendidikan.
Namun, semua itu hanya khayalan semu yang tidak akan pernah menjadi kenyataan. Semua ini karena negara saat ini tengah didera oleh sistem kufur buatan manusia yaitu kapitalisme sekularisme. Sistem yang lahir dari kejeniusan manusia dan bukan wahyu Allah Swt.. Kemudian sistem yang berorientasi kepada keuntungan pribadi dan bukan kemaslahatan bagi seluruh rakyat.
Sistem ini menjadikan negara hanya sebagai pembuat regulasi untuk melancarkan bisnis para oligarki dan korporasi. Sungguh menyedihkan, pendidikan menjadi sasaran empuk untuk terus dimanfaatkan dalam meraih keuntungan yang sangat besar. Apalagi dengan membuat pendidikan memiliki hak untuk mengurus dirinya sendiri.
Bahkan, sampai menjadikan pendidikan terpaksa melakukan berbagai macam cara untuk bisa mendapatkan dana dalam rangka mengembangkan lembaganya. Harus bekerja sama dengan para pebisnis kapital yang otaknya hanya tentang uang semata bukan yang lain. Hal ini menjadikan pendidikan sebagai komoditas serta kehilangan tujuan dasarnya yaitu menciptakan generasi yang bertakwa juga berbudi luhur.
Para pendidik pun semakin dilema kala tunjangan yang harusnya mereka dapatkan terus mengalami kesulitan. Sungguh ironis nasib para pendidik dalam kapitalisme ini. Dari banyaknya seluruh permasalahan di atas, harus membuat umat sadar bahwa dengan menerapkan kapitalisme, umat sudah menciptakan jurang kehancurannya sendiri. Saat ini hanya tinggal tunggu waktunya saja untuk siapa yang harus jatuh duluan kedalamnya.
Islam Jamin Hidup Pendidik
Oleh sebab itu, penilaian harus didasarkan pada akal agar dapat mengetahui sistem yang tepat untuk diterapkan. Di mana selain kapitalisme yang diterapkan saat ini, terdapat sistem yang lain yaitu Islam. Islam merupakan sistem yang mengatur seluruh kehidupan baik dalam akidah maupun syariat. Dalam syariat Islam memiliki berbagai macam peraturan, salah satunya mengatur tentang pendidikan.
Pendidikan adalah hak bagi seluruh manusia baik laki-laki maupun perempuan. Negara akan menjamin seluruh kebutuhannya terpenuhi baik kehidupan murid atau pengajarnya. Islam memahami bahwa menuntut ilmu itu adalah kewajiban bagi seluruh manusia. Bahkan untuk menjamin terwujudnya pendidikan dengan baik, Islam memberikan kesejahteraan bagi pengajarnya.
Di mana Islam memberikan gaji yang sepadan tanpa membutuhkan administrasi yang rumit dan tidak perlu menunggu terlalu lama. Sampai-sampai kesulitan untuk memenuhi kebutuhannya. Islam sangat memuliakan seorang pendidik karena mendidik merupakan ujung tombak dari generasi. Ujung tombak yang tajam akan mampu menghancurkan semua tantangan dan hambatan dengan baik. Oleh sebab itu, pendidik diberikan penghargaan yang luar biasa.
Selain itu, jaminan ini juga telah diatur dalam negara. Di mana negara yang paling berhak untuk menjamin hajat hidup pendidik bahkan seluruh masyarakat. Negara adalah pelayan umat dan merupakan tugas negara untuk menjamin kemaslahatan seluruh rakyatnya.
Sebagaimana sabdanya Rasulullah saw. bahwasanya: "Ingatlah, setiap kalian adalah pemimpin dan setiap kalian bertanggung jawab untuk apa yang dipimpinnya. Imam yang memimpin manusia adalah pemimpin dan dia bertanggung jawab atas apa yang dipimpinnya...." (HR. Al-Bukhari)
Khatimah
Oleh sebab itu, untuk menyongsong kemaslahatan bagi seluruh umat, baik pendidik atau yang dididik. Baik individu, masyarakat atau negara. Harus ditegakkan kembali sistem Islam. Hanya Islam yang dapat menerapkan sistem Islam kemudian daripadanya akan lahir pemimpin yang amanah dan adil serta berkualitas atas dasar ketakwaan dalam menerapkan sistem Islam berdasarkan kitabullah juga Sunnah Rasulullah saw..
Hendaklah para pengemban terus berjuang untuk melanjutkan kembali kehidupan Islam. Demi kembalinya kemuliaan Islam dan kaum muslim. Kemudian dapat memberikan rahmat bagi seluruh alam. Tidak hanya bagi kaum muslim, tetapi juga bagi orang kafir. Wallahualam bissawab. [Dara/MKC]