Alt Title

Kala Penjajahan Menghancurkan Masa Depan

Kala Penjajahan Menghancurkan Masa Depan

 



Hanya negara Islam yang bisa melakukan pembebasan bagi negara-negara yang dijajah

Semua ini bisa terjadi ketika negara tersebut menerapkan Islam sebagai sistem peraturan hidupnya


____________________


Penulis Siti Nurtinda Tasrif 

Kontributor Media Kuntum Cahaya dan Aktivis Dakwah Kampus


KUNTUMCAHAYA.com, OPINI - Pendidikan adalah hak
Pendidikan merupakan kebutuhan primer yang secara umum harus didapatkan oleh seluruh rakyat, khususnya bagi negara Indonesia.


Pendidikan adalah awal untuk memulai segala hal. Termasuk untuk meraih kebangkitan diri melalui pemikiran. Juga dapat membangun masyarakat, bahkan membangun dunia yang lebih baik. Hal tersebut bisa dicapai melalui pendidikan bukan yang lain.


Seluruh manusia apa pun agamanya, bahasanya atau warna kulitnya. Ia tetap berhak untuk mendapatkan pendidikan. Tidaklah patut bagi siapa pun di dunia ini merebut hak untuk mengenyam pendidikan. Tidak ada satu pun orang, masyarakat atau bahkan negara melarang orang lain mengenyam pendidikan.


Pendidikan merupakan kebutuhan dasar setiap manusia. Darinya akan didapatkan kebijaksanaan dalam mengambil sikap, mengambil keputusan bahkan merancang masa depan. Apa yang dituai itu yang akan ditabur, begitulah kata pepatah. Maka pemaknaannya adalah harus mulai dari pendidikan. Tanpanya bagaimana bisa seseorang bisa memulai sesuatu tanpa mengetahui ilmunya.


Sebagaimana kebutuhan akan masa depan yang begitu penting, maka mengenyam pendidikan pun sama pentingnya. Oleh sebab itu, setiap negara harus mampu menjamin kepentingan bagi seluruh rakyat yang dipimpinnya. Namun, apa jadinya jika negaranya sudah berusaha, tetapi dihalangi oleh negara lain untuk memenuhinya. Seperti yang dilakukan oleh Israel kepada Palestina, khususnya Gaza.


Sebagaimana dikutip dari bicaranetwork.com (08-01-2025) bahwasanya serangan udara yang dilakukan Israel telah menggempur sekolah tempat pengungsian Gaza. Dikabarkan bahwa empat warga Palestina meninggal dunia serta beberapa lainnya terluka ketika jet tempur Israel menggempur gedung Sekolah Halawa yang menampung pengungsi di Jabalia al-Balad, wilayah utara Gaza.


Menurut otoritas kesehatan setempat, serangan udara Israel yang terus berlanjut telah menewaskan 28 warga sipil, termasuk anak-anak dan perempuan. Serangan ini merupakan bagian dari agresi militer Israel yang dimulai sejak 7 Oktober 2023.


Sejak itu, lebih dari 45.885 warga Palestina tewas dan sekitar 109.196 lainnya mengalami luka-luka. Sebagian besar korban jiwa adalah anak-anak dan perempuan yang terjebak dalam kekerasan yang tak berkesudahan ini.


Apa jadinya jika anak-anak tengah muncul keinginan untuk bisa belajar? Namun akhirnya harus pupus dengan sangat menyedihkan. Anak-anak ini tidak hanya kesulitan untuk mengenyam pendidikan, tetapi harus meninggal di usia yang masih muda.


Gempuran ini telah merenggut masa depan anak-anak di Gaza. Akan tetapi, masyarakat di belahan dunia lainnya hanya bisa menangis dan menonton apa yang telah mendera warga Palestina di wilayah Gaza. Lalu, adakah upaya yang dilakukan oleh negara lain?


Penjajahan Harus Diakhiri


Nasib yang terus mendera Gaza bisa jadi akan dirasakan oleh negara di belahan dunia lainnya juga. Jika hal ini terus didiamkan, Israel akan terus melakukannya sampai mendapatkan apa yang diinginkannya.


Namun, yang menjadi tanda tanya kapan akan datang bantuan dari negara lain? Masalahnya Israel sebagai penjajah didukung oleh USA. Di mana USA menjadi penyumbang terbesar bagi kesuksesan Israel.


Sedangkan negara lain hanya bisa melongo melihat apa yang terjadi. Mengapa demikian? Karena negara-negara yang mayoritas adalah kaum muslim masuk ke dalam jaringan PBB sehingga mereka terikat dari padanya dan tidak memiliki hak untuk bertindak tanpa adanya persetujuan dari USA. Oleh sebab itu, untuk mengakhiri penjajahan ini akan terus menjadi harapan tanpa penyelesaian yang menyeluruh.


Di samping itu, kaum muslim yang tergerak hatinya terus melakukan bukti nyata dalam mendukung dan membantu Gaza. Di mana masyarakat di belahan dunia melakukan aksi bela Palestina, memberikan bantuan berupa makanan, obat-obatan, dan lainnya. Di samping itu, meramaikan seluruh media sosial untuk membantu saudara-saudara di Gaza, Palestina.


Hanya ini yang bisa dilakukan oleh masyarakat tidak lebih. Untuk melawan negara, harus dengan negara bukan masyarakat. Jika demikian yang terjadi, maka sampai kapan pun tidak akan ada yang namanya kemenangan. Untuk menghentikan penjajahan harus ada negara yang bisa menghentikannya. Negara ini tidak akan lahir dalam kapitalisme atau sosialisme yang pandangan hidupnya hanya untuk materi semata.


Di mana saat ini, negara menerapkan sistem yang tidak berasal dari hukum Allah Swt. sehingga menjadikan seluruh musibah, seperti terjadinya penjajahan yang luar biasa sadisnya. 


Sebagaimana firman Allah Swt. yang artinya: “Apakah hukum jahiliah yang mereka kehendaki? (Hukum) siapakah yang lebih baik daripada (hukum) Allah bagi orang-orang yang meyakini (agamanya)?” (QS. Al Ma’idah: 50)


Jihad Solusi Penjajahan


Di samping memberikan bantuan finansial kepada masyarakat di Gaza, sebagian masyarakat juga menyerukan untuk diberlakukannya jihad sebagai solusi untuk membantu Palestina. Akan tetapi, masyarakat lupa bahwa jihad adalah kewajiban dari negara bukan masyarakat. Di mana jihad akan terjadi apabila negara yang mengadakannya bukan individu apalagi masyarakat.


Benar bahwa jihad adalah solusi untuk menyelesaikan penjajahan ini. Namun, jihad adalah hukum Islam. Hukum Islam hanya bisa diterapkan pada negara Islam. Masalahnya, apakah saat ini sudah ada negara Islam? Tidak ada. Negeri kaum muslim baru ada. Negara Islam maksudnya negara yang menerapkan sistem Islam, bukan kapitalisme apalagi sosialisme.


Harus dipahami dengan jelas bahwa ketika berbicara negara penjajah, maka akan berbicara negara yang membebaskan. Dalam sejarah, hanya negara Islam yang bisa melakukan pembebasan bagi negara-negara yang dijajah. 


Semua ini bisa terjadi ketika negara tersebut menerapkan Islam sebagai sistem peraturan hidupnya. Sudah jelas bahwa solusi dari masalah ini adalah dengan menerapkan sistem Islam. Alhasil, Palestina bisa terbebas dari penjajah Zionis Israel.


Khatimah


Sesungguhnya dunia di bawah kepemimpinan kapitalisme sudah di ujung tanduk. Penjajahan dipelihara, kemiskinan dunia karena ekonomi liberal kapitalistik, dan penyakit masyarakat karena sistem sosial yang sekularistik. Menjadikan umat Islam terus dalam kesengsaraan. Menawarkan syariat sebagai solusi tuntas terhadap permasalahan dunia menjadi urgensi saat ini.


Hanya Islam yang mampu menjawab tantangan dunia sehingga mengembalikan kepercayaan umat Islam kepada aturan agama merupakan tugas yang memiliki kepentingan mendesak. Peran inilah yang harus dijalankan semaksimal mungkin, agar menjadikan dorongan besar di tubuh umat ini untuk kembali memperjuangkan tegaknya aturan Islam secara kafah. Dorongan yang didasarkan pada keimanan terhadap Allah Swt. dan hari akhir. Wallahualam bissawab. [Dara/MKC]