Alt Title

Korupsi Mustahil Hilang dalam Sistem Kapitalisme

Korupsi Mustahil Hilang dalam Sistem Kapitalisme



Sistem kapitalisme menjauhkan rakyatnya dari agama

sehingga ketika melakukan korupsi para pejabat atau penguasa tidak merasa takut akan dosa


_________________________


KUNTUMCAHAYA.com, SURAT PEMBACA - Dilansir dari Kompas.com, Presiden Prabowo Subianto menyebut tingkat korupsi di Indonesia mengkhawatirkan. Dia juga menegaskan akan memberantas koruptor yang merugikan negara. Hal ini disampaikannya dalam forum internasional World Governments Summit 2025 di Dubai, Uni Emirat Arab, yang dihadiri secara virtual pada Kamis, (13-02-2025).


Prabowo berpendapat bahwa korupsi adalah penyebab utama dari berbagai kemunduran di bidang pendidikan, penelitian, dan pengembangan. Eks Menteri Pertahanan ini juga menegaskan komitmennya untuk memberantas korupsi yang mendapat dukungan dari berbagai pihak.


Hal ini terlihat dari hasil survei kepuasan publik terhadap pemerintahannya yang menunjukkan angka tinggi. "Dan sekarang, setelah 100 hari saya merasa mayoritas rakyat Indonesia mendukung saya. Mereka menderita setiap hari akibat korupsi ini," tambahnya.


Prabowo mengatakan bahwa akan optimistis dan bertekad untuk melanjutkan perjuangannya. "Saya belum mulai berperang," tegasnya.


Apakah wacana yang disampaikan di atas untuk memberantas korupsi akan terwujud? Rasanya mustahil jika sistem yang sekarang masih dipakai, yaitu kapitalisme. Karena dalam sistem ini setiap individu lebih mementingkan mengembalikan modal tanpa memperhatikan halal haramnya. Kapitalisme menjauhkan rakyatnya dari agama sehingga ketika melakukan korupsi, para pejabat atau penguasa tidak merasa takut akan dosa.


Jadi, apa yang dikatakan Presiden Prabowo yang optimis dapat memberantas korupsi sangatlah mustahil selama sistem yang diterapkan adalah kapitalisme.


Salah satunya adalah kesejahteraan umat yang sudah terwakilkan oleh para pejabat pemerintah. Banyak pejabat pemerintah yang hidup bergelimang harta dengan berbagai fasilitas yang disediakan oleh negara, seperti mobil dinas, rumah dinas, kesehatan yang ditanggung negara, dan biaya listrik yang juga ditanggung negara. Bukankah jelas bahwa hal itu membuat hidup para pejabat sangat sejahtera tanpa terbebani biaya listrik, biaya bensin, atau banyak pengeluaran lainnya?


Dalam sistem Islam, pemimpin atau khalifah memastikan rakyatnya beriman dan bertakwa, yaitu dengan memberikan fasilitas pendidikan gratis yang mencetak generasi unggul dan bertakwa sehingga mereka merasa takut berdosa dalam melakukan kemaksiatan seperti korupsi. Ditambah lagi dengan adanya sanksi yang tegas dan menjerakan.


Allah Swt. berfirman, “Barang siapa yang mengambil harta khianat, maka pada hari kiamat dia akan datang membawa harta hasil khianat itu, dan setiap diri akan diberi pembalasan atas apa yang dikerjakan dengan pembalasan setimpal, sedangkan mereka tidak dizalimi.” (TQS. Al-Imran: 161)


Khalifah sebagai pelayan rakyat sangat memperhatikan kesejahteraan, keamanan, dan ketakwaan umatnya sehingga dalam sistem Islam, tindak korupsi kemungkinan besar tidak akan terjadi.


Para penguasa pada pemerintahan Islam telah terbukti menjadi penguasa teladan dan amanah yang hanya takut kepada Allah Swt.. Siksa-Nya amat pedih bagi yang melanggar hukum syarak sehingga rakyat akan merasa nyaman dan aman di bawah naungan Daulah Islamiah. Wallahualam bissawab. [Luth/Dara/MKC]


Neni 

Aktivis Dakwah