Alt Title

Tes Kehamilan Siswa SMA, Solutifkah?

Tes Kehamilan Siswa SMA, Solutifkah?

 



Apalagi solusi yang diberikan sangat jauh dari kata menyelesaikan masalah

Justru menambah masalah

_________________________


Penulis Siti Nurtinda Tasrif 

Kontributor Media Kuntum Cahaya dan Aktivis Dakwah Kampus


KUNTUMCAHAYA.com, OPINI - Tes Kehamilan Apakah Solusi?


Kini tengah beredar pembicaraan tentang viralnya video seorang guru yang melakukan tindakan pemeriksaan kepada siswanya setelah masa liburan sekolah. Tindakan pemeriksaan ini tidak seperti biasanya, tetapi melakukan tes kehamilan pada para siswi. Kejadian ini merupakan tindakan yang baru dilakukan di sepanjang sejarah pendidikan Indonesia.


Tentu saja hal ini menciptakan kegemparan yang luar biasa. Pasalnya, tindakan ini pertama kali terjadi terhadap para siswi. Di mana setelah libur sekolah biasanya akan dimulai aktivitas belajar. Namun, yang terjadi sangat di luar dugaan. Di mana guru melakukan tes kehamilan untuk mengetahui jika ada siswinya yang melakukan perzinaan selama liburan.


Tindakan ini dianggap sebagai solusi untuk menghentikan perilaku zina di tengah-tengah siswa. Diharapkan adanya tindakan ini akan bisa memangkas habis segala perzinaan yang bisa jadi akan terus berulang, dan pelakunya lagi-lagi siswa. Namun, jika hal ini disebut sebagai solusi lalu apa kabar dengan siswa laki-laki yang tentu menjadi penyebab kehamilan siswa perempuan?


Karenanya terlihat aneh jika tes dilakukan pada pihak perempuannya saja sedangkan pihak laki-lakinya seakan terbebas begitu saja. Di satu sisi, jika sampai ada yang terdeteksi bahwa siswa perempuan ini benar-benar hamil, maka otomatis akan dikeluarkan dari sekolah. Lebih parahnya lagi, siswa tersebut pasti akan menanggung malu yang sangat besar. Apalagi dilakukan di depan umum. Sungguh solusi ini terdengar aneh dan tidak tepat sasaran.


Bahkan banyak yang menyayangkan adanya tindakan ini. Salah satunya pendapat dari Kepala Dinas Kesehatan Cianjur. Sebagaimana yang penulis kutip dari Tribunpriangan.com (30-01-2025) bahwasanya Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Cianjur dr. Yusman Faisal mengatakan semestinya hal tersebut tidak terjadi. Ia lebih menekankan kepada tindakan preventif seperti sosialisasi reproduksi seksual bagi semua siswa SMA.


"Persoalan yang sempat viral tes kehamilan setelah libur panjang itu mungkin diakibatkan para guru berinisiatif melakukan pemeriksaan berkala ditujukan agar siswinya merasa bahwa ke depannya tak ada lagi siswi yang hamil di luar nikah selama libur panjang. Namun, hal tersebut menurut saya kurang tepat," ujar Yusman.


Inilah potret pendidikan sekuler masa kini, melahirkan pemikiran yang sesat. Bahkan dalam memberikan solusi pun terdengar tidak logis. Apalagi solusi yang diberikan sangat jauh dari kata menyelesaikan masalah. Justru menambah masalah. Sungguh di kehidupan sekarang sangat sulit untuk menemukan orang-orang yang bertakwa, cerdas, dan berkualitas.


Liberalisasi Pergaulan


Permasalahan di atas seperti tidak memiliki akhir. Pasalnya, solusi-solusi yang diberikan atas masalah ini selalu tidak tepat sasaran. Jika ditelusuri kembali, akan terlihat jelas bahwa masalahnya bukan tentang banyaknya siswa-siswi yang menjadi pelaku perzinaan dan akhirnya hamil. Namun, masalahnya terletak pada mengapa anak zaman sekarang melakukan praktik kotor seperti itu.


Sebenarnya letak masalahnya di mana? Apa benar hal ini hanya kesalahan satu orang saja? Padahal jika dipikir kembali, jika masalahnya hanya satu orang sudah tentu akan bisa diselesaikan, tapi jika menyangkut tentang masalah banyak orang maka akan berhubungan dengan sesuatu yang mengaturnya. Tentu saja yang dimaksud di sini adalah sistem tata kelola kehidupannya.


Sayangnya, sistem sekularisme yang diterapkan di negara Indonesia menjadikan pergaulan menjadi sangat liberal atau bebas. Bebas berekspresi, bebas melakukan segala macam hal, dan bebas melakukan apa saja pada dirinya sendiri tanpa ada intervensi dari orang lain. Bahkan bisa jadi tidak perlu ada intervensi dari negara juga.


Liberalisasi terhadap pergaulan menjadikan siswa dan siswi semena-mena pada dirinya sendiri. Bahkan sampai pada tahap hilangnya rasa malu. Kemudian ironisnya lagi, dengan adanya kebebasan berekspresi menjadikan para pemuda tumbuh dengan pemikiran yang dangkal lagi sesat. Terutama dalam masalah hidupnya yang bahkan tidak tahu bagaimana cara menjalaninya dengan benar yaitu sesuai dengan tuntunan syariat yakni halal dan haram.


Liberalisme sendiri merupakan hasil dari penerapan sekularisme yang menjadi asas hidup bernegara hingga bermasyarakat. Yaitu memisahkan peran agama dari kehidupan. Kemudian meniscayakan adanya pembangkangan oleh hamba kepada Tuhannya. Tatkala ia tidak mau diatur oleh Tuhannya. Sungguh mengakar pemikiran sesat seperti ini dalam diri pemuda. Sampai-sampai mencapai tahap kronis yaitu kekeliruan dalam memahami masalah pun juga solusinya.


Padahal jelas-jelas Allah Swt. sangat mengecam manusia yang menerapkan hukum selain Islam. Sebagaimana firman Allah Swt. yang artinya:


“Apakah hukum jahiliah yang mereka kehendaki? (Hukum) siapakah yang lebih baik daripada (hukum) Allah bagi orang-orang yang meyakini (agamanya)?” (QS. Al-Maidah: 50)


Penerapan Islam Solusi Pendidikan


Maka dari itu, hendaknya sistem kufur seperti sekularisme kapitalisme liberalisme harus dijauhkan dari diri pemuda. Kemudian diganti dengan sistem Islam karena sistem Islam berasal dari wahyu Allah Swt. dan bukan berasal dari pemikiran manusia sebagaimana sekularisme tadi. Dengan demikian, Islam akan meniscayakan adanya pendidikan yang berkualitas.


Bahkan mampu melahirkan orang-orang yang tajam pemikirannya, cerdas dalam berbuat dan bijaksana dalam mengambil keputusan. Hal ini hanya bisa didapatkan apabila orang-orangnya memunculkan perasaan takwa, lurus dan jernih hatinya sehingga bisa menerima kebenaran tanpa rasa ragu apalagi dalam melakukan tindakan.


Pemuda seperti ini hanya akan lahir dari penerapan sistem Islam secara kafah. Di mana Islam tidak diterapkan pada diri individunya saja, tetapi diterapkan juga dalam bentuk negara. Sebuah negara yang menjadi satu-satunya negara yang menerapkan Islam sebagai tata kelola kehidupannya. Bahkan sampai pada seluruh aspek yang dibutuhkan oleh masyarakat, salah satunya aspek pendidikan.


Pendidikan yang diterapkan akan menggunakan aturan yang sesuai dengan kitabullah dan sunah Rasul-Nya sehingga pola yang diterapkan adalah membina dan menumbuhkan pribadi yang berkepribadian Islam. Tentunya seluruh perbuatannya akan terikat dengan hukum syarak, termasuk halal dan haramnya sesuatu.


Khatimah


Dengan menerapkan sistem Islam, maka kaum muslim akan kembali mendapatkan kemuliaan. Mulia sebagai manusia, pun juga sebagai hamba. Bahkan para pemudanya akan tumbuh menjadi pribadi yang karismatik dengan Islam.


Menjadi ulama sekaligus ilmuwan yang terkemuka. Untuk menggapai cita-cita besar ini, kaum muslim harus segera disadarkan. Tentu saja melalui dakwah Islam secara kafah. Wallahualam bissawab. [GSM/MKC]