Alt Title

Palestina Hanya Butuh Jihad dan Kekuasaan Islam

Palestina Hanya Butuh Jihad dan Kekuasaan Islam




Adapun kekuatan yang dapat menghentikan Israel

yaitu adanya negara Islam yang mengemban dakwah dan jihad


_____________________


Penulis Anastasia, S.Pd.

Kontributor Media Kuntum Cahaya 


KUNTUMCAHAYA.com, OPINI - Sepanjang Islam tidak diterapkan sebagai aturan, umat Islam akan mengalami penjajahan.


Hingga saat ini, kita merasakan tidak ada kekuasaan yang mampu benar-benar melindungi dan menjaga kehormatan umat Islam. Ramadan, seharusnya umat Islam menghadapinya dengan penuh kedamaian, dan menjalankan ibadah dengan penuh ketenangan.


Namun kenyataan berbeda, saat ini Palestina masih mengalami penjajahan. Kondisi di Palestina sesungguhnya, mewakili kondisi umat Islam di belahan bumi yang lainnya. Yang mengalami penjajahan oleh sistem yang bertentangan dengan Islam. Tentu hal demikian, telah membawa umat Islam menjadi teraniaya. 


Seperti halnya, bumi Palestina adalah bagian dari sejarah Islam yang sangat penting. Permasalahan Palestina adalah masalah global, urusan kita semua karena memiliki akar masalah yang mendasar antara kekuatan besar dunia, yaitu penjajah kafir dan Islam. Apabila Palestina mampu dibebaskan, tentu kita mampu menghentikan arogansi Amerika dan sekutunya, serta mengeluarkan cengkraman di negeri-negeri muslim lainnya.


Sayangnya, umat Islam tidak melihat penyelesaian Palestina dari segi politik global. Hanya sekedar isu kemanusiaan dan menjadikan dua negara sebagai solusinya. Tentu hal ini, adalah bentuk pengkhianatan pemimpin-pemimpin negeri muslim. Karena, sama saja dengan menyerahkan Palestina ke tangan penjajah. 


Setelah Palestina di bumi hanguskan pada perang 7 Oktober. Amerika sepertinya tidak akan pernah mau membiarkan Palestina begitu saja. Hal ini terbukti dengan rencana Presiden AS Donald Trump untuk mengusir 2,3 juta penduduk Gaza. Menanggapi hal demikian, telah menginisiasi pertemuan dengan negara Timur Tengah di Kairo pada Selasa pekan lalu.


Para pemimpin regional tersebut merencanakan rekonstruksi pascaperang, yang terdiri dari beberapa tahap awal: Melakukan sementara, rekonstruksi dan tata kelola yaitu akan berlangsung sekitar enam bulan, sedangkan tahap selanjutnya, berlangsung selama empat hingga lima tahun. Tujuannya untuk membangun kembali Gaza yang telah sepenuhnya dihancurkan oleh Israel. (BBC.com, 20-02-2025). Dari pertemuan para pemimpin negara Timur Tengah tersebut, telah mengindikasikan rekonstruksi Gaza. 


Kita Butuh Jihad


Akar permasalahan Palestina, bukan hanya membangun infrastruktur kembali. Akan tetapi, bagaimana caranya kita menghentikan penjajahan. Sebagai muslim tentu kita harus menjadikan Islam sebagai patokan untuk mencari jalan keluar dari segala permasalahan. Apalagi ini menyangkut masalah Palestina.


Palestina adalah permasalahan global di mana umat Islam di seluruh dunia harus sama-sama ikut berkontribusi, membebaskan Palestina dari tangan penjajah. Palestina adalah bagian yang sangat penting dari umat Islam. Di mana Rasulullah saw. pernah melakukan perjalanan Isra Mikraj. Bukan hanya sekadar nostalgia sejarah saja, tetapi kita harus paham penjajahan yang terjadi di Palestina.


Akibat tidak adanya kekuatan negara yang dapat menyuarakan jihad ke Palestina. Solusi yang dibangun oleh Barat atau negara-negara Timur Tengah sesungguhnya tidak menyentuh akar masalah. Selama Israel masih bercokol di Palestina, penjajahan akan terus berlangsung.  Rekonstruksi Gaza yang saat ini tengah digencarkan tentulah bukan solusi.


Adapun kekuatan yang dapat menghentikan Israel yaitu, adanya negara Islam yang mengemban dakwah dan jihad. Kita harus mencontoh bagaimana Rasulullah saw. menghadapi pengkhianat kabilah yahudi di Madinah. Dengan bersikap tegas dan mengangkat senjata serta melakukan pengusiran. Sesungguhnya, orang Yahudi tidak pernah berubah wataknya. Mereka selalu melakukan kerusakan di muka bumi. Untuk mampu menghadapinya, kita membutuhkan kekuasaan yang mampu mengalahkan dan mengendalikan arogansinya. 


Belajar dari Sejarah 


Sesungguhnya hubungan yahudi dan Islam sudah pernah terbangun di awal Rasulullah membangun negara di Madinah. Yahudi merupakan salah satu kabilah yang ada di Madinah. Mempunyai karakter dan budaya yang terpisah dari penduduk Madinah karena mereka merasa sebagai bangsa pilihan, kabilah yang sombong. Sifat ini memang sudah tidak asing lagi. Mereka selalu ingin berkuasa dan menguasai sektor ekonomi.


Hijrahnya Rasulullah telah membangun kekuasaan yaitu sebuah negara yang mampu mengendalikan eksistensi Yahudi. Bukan berarti mereka bisa tinggal diam, tetapi keberadaan yahudi mampu dikendalikan. Semenjak Rasulullah datang ke Madinah kabilah yahudi tidak semua patuh dan taat.


Mereka senantiasa bersekongkol dengan pihak musuh Islam, khususnya orang kafir Mekah. Walaupun sudah diikat oleh perjanjian, yaitu piagam Madinah. Perjanjian ini menetapkan bahwa kaum muslim dan yahudi di Madinah akan hidup dalam damai dan rukun, tidak akan bersekongkol melawan atau menyakiti satu sama lain. Piagam tersebut juga menyatakan bahwa siapa pun yang melakukan kejahatan baik yang melanggar piagam itu sendiri atau sebaliknya akan diadili menurut syariat Islam. 


Sering berjalannya waktu, yahudi melakukan pembangkangan dan makar yang membuat negara Islam tidak stabil. Untuk itu, Rasulullah sebagai kepala negara memberikan sikap tegas, melakukan pengusiran besar-besaran kepada yahudi Bani Nadhir yang telah berkhianat memutuskan piagam Madinah, serta merencakan pembunuhan terhadap Rasulullah. Hal ini begitu jelas digambarkan oleh Al-Qur'an surah Al-Hasyr ayat 1-5: 


“Apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi bertasbih kepada Allah; dan Dialah Yang Mahaperkasa, Mahabijaksana (1) Dialah yang mengeluarkan orang-orang kafir di antara Ahli Kitab dari kampung halamannya pada saat pengusiran yang pertama. Kamu tidak menyangka, bahwa mereka akan keluar dan mereka pun yakin, benteng-benteng mereka akan dapat mempertahankan mereka dari (siksaan) Allah; maka Allah mendatangkan (siksaan) kepada mereka dari arah yang tidak mereka sangka-sangka. Dan Allah menanamkan rasa takut ke dalam hati mereka; sehingga memusnahkan rumah-rumah mereka dengan tangannya sendiri dan tangan orang-orang mukmin. Maka ambillah (kejadian itu) untuk menjadi pelajaran, wahai orang-orang yang mempunyai pandangan! (2) Dan sekiranya tidak karena Allah telah menetapkan pengusiran terhadap mereka, pasti Allah mengazab mereka di dunia. Dan di akhirat mereka akan mendapat azab neraka (3) Yang demikian itu karena sesungguhnya mereka menentang Allah dan Rasul-Nya. Barangsiapa menentang Allah, maka sesungguhnya Allah sangat keras hukuman-Nya (4) Apa yang kamu tebang di antara pohon kurma (milik orang-orang kafir) atau yang kamu biarkan (tumbuh) berdiri di atas pokoknya, maka (itu terjadi) dengan izin Allah; dan karena Dia hendak memberikan kehinaan kepada orang-orang fasik.”  (TQS. Al-Hasyr: 1-5)


Belajar dari kisah tersebut, sudah jelas sikap yang sesungguhnya untuk menyelamatkan Palestina adalah mengangkat senjata. Seperti sikap tegas Rasulullah saw.. Bukan lagi dengan perjanjian damai atau membagi dua negara. Namun, dengan jihad dan kekuasaan Islam. Wallahualam bissawab. [Dara/MKC]