Alt Title

Ramadan Penuh Kepalsuan

Ramadan Penuh Kepalsuan




Jika kepalsuan dipupuk dan menyuburkan tindakan kepongahan

Pada satu titik negeri ini dalam kemalangan


____________________


Penulis Hanif Kristianto 

Kontributor Media Kuntum Cahaya 


KUNTUMCAHAYA.com, PUISI - Ramadan tak lagi membuat negeri ini lebih taat
Justru tampak jelas aura-aura jahat
Kepalsuan dihajarkan untuk rakyat
Kaum yang bergelimang nikmat masuk golongan terlaknat


Begitu mudah menilap uang rakyat

Demi dunia yang tak pernah menambah nikmat

Pada sebagian bencana kehidupan yang menimpa amat

Siap-siap dari gelap menuju Indonesia kiamat


Sesungguhnya bumi dan isinya adalah hak milik Allah Sang Pemberi hidup

Diberikan kepada manusia agar bersama-sama cukup

Sayangnya, dikapitalisasi manusia-manusia korup

Cita-cita Indonesia hebat kini semakin redup


Jika saja Ramadan hadir tanpa memberikan makna

Sia-sia melaluinya selama bertahun lamanya

Puasa tak lagi menjadi perisai dalam jiwa

Untuk semakin sadar menjadi hamba bertakwa


Cemas pikiran kian melemas

Ramadan penuh kepalsuan dan suasana panas

Bukannya Ramadan menambah kesabaran dan keikhlasan

Justru geram dan tambah hilang kepercayaan


Ramadan penuh kepalsuan

Dari manusia-manusia palsu yang mengaku sebagai tuhan

Hidup dalam tumpukan kekayaan

Seolah semua bisa dibeli dan diuangkan


Kaum oligarki berpesta pora dan harta bergelimang

Lupa kalau akhir dari hidup adalah berkalang

Tiada kata syukur negeri hancur lebur

Siapa lagi yang bertanggung jawab atas semua cita-cita yang terkubur?


Ramadan penuh kepalsuan

Di antara tanda-tanda sakit zaman

Kepalsuan dipertontonkan dalam terang-benderang

Dari hari ke hari rakyat pun meradang


Jika kepalsuan dipupuk dan menyuburkan tindakan kepongahan

Pada satu titik negeri ini dalam kemalangan

Ramadan kini memohon ampunan dan pertolongan

Kepada pengausa langit dan bumi yang penuh kerahmatan


Ramadan tidak pernah palsu

Yang palsu tingkah laku manusia penuh nafsu

Yang imitasi hati yang diliputi mulut bisu

Yang psedo semangat hidup yang kian lesu [Dara/MKC]